KAUM PELAJAR: Keberadaan Bahasa Yang Melanda Kita

bahasa yang melanda_hidayat tf


Ada bahasa Indonesia, ada bahasa inggris, dan ada bahasa arab—sehari-hari, dan lebih disukai, kita menggunakan bahasa daerah kita. 

Alasaan utama: bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bahasa dari pertemuan bahasa yang berbeda kesukuan, untuk lebih memudah saling mengerti sekaligus memahami jalinan sosial, maka digunakan bahasa Indonesia: selain itu, tekanan tradisi keilmuan kita dianjurkan dan bahkan mewajibkan menggunakan bahasa Indonesia, sehingga telinga kita, terbiasa dengan bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa keseharian kita adalah bahasa daerah. 

Keseharian kita adalah bahasa daerah. Berbicara dengan teman, kerabat, keluarga, dengan bahasa daerah: karena bahasa itu diajarkan secara tidak tersistem dan berjalan sesuai dengan kondisi dan keadaan. Bahasa menjadi alat komunikasi. 

Kedua, bahasa inggris, pelajaran sekolah telah mengesahkan pengadaan bahasa inggris, tujuannya tentu supaya bisa bahasa inggris, tujuan lebih lanjut tentu supaya menjadi lebih paham tentang apa-apa dari penggunaan bahasa inggris. Lebih lanjut lagi, karena bahasa inggris adalah bahasa international. Oleh karenanya, sejak SD kita mempelajari bahasa inggris:

Harusnya kita telah cerdas dengan bahasa inggris.

Harusnya kita telah lanyah dengan bahasa inggris.

Sayangnya, karena bahasa inggris jarang dikomunikasikan, maka bahasa inggris kurang dipahami lebih lanjut. Sebabnya, kita berkomunikasi dan nyaman dengan bahasa kedaerahan, terlebih lagi, bila bertemu dengan lain daerah, maka kita menggunakan bahasa Indonesia. 

Ketiga, bahasa arab, pelajaran sekolah, umumnya, memang tidak ada, namun sebagian ada, terlebih lagi, bagi Indonesia yang mayoritas arab, tentu bahasa arab ada dimana-mana, dan bertebar dimana-mana: azan adalah bukti real bahasa arab dimana-mana. Terlebih lagi, kita melakukan ibadah dengan bahasa arab: yakni bahasa shalat. Maka semakin melekatlah bahasa arab kita.

Cara untuk memahami shalat, maka tentu, belajar. Cara belajar, tentu berinteraksi dengan bahasa arab. Atau dengan cara mempreteli satu persatu tentang teks yang ada pada shalat. Itulah yang harus kita ketahui, kita pahami: kalau tidak memahami, maka shalat kita sekedar pelafadan kosong, sekedar melafadkan sesuatu tanpa memahami.

Untuk memahami lebih lanjut, maka kita memahami tentang keislaman lebih lanjut. Ringkas kata, bahasa arab menjadi tradisi yang kuat, yang harus dipelajari.

Sementara kita menggunakan bahasa daerah dengan kencangnya.

Sementara kita tertutuntut untuk menggunakan bahasa Indonesia.

Sementara kita dianjurkan untuk memahami bahasa inggris.

Sementara kita dianjurkan untuk memahami bahasa arab.

Kenapa hal itu bisa menempel pada diri kita:

Pertama, karena zaman menganjurkan untuk itu. 

Kedua, karena akademik menganjurkan untuk itu.

Ketiga, karena system sosial menawarkan untuk itu.

Dan kita tidak bisa menolak untuk hal itu: tidak bisa menolak, namun mampu menepiskan, atau perlahan-lahan rontok, luntur, kalau bahasa itu tidak dipakai lagi. Kalau bahasa itu ‘diabaikan’ dalam memori kita. Tapi, menurut saya, akan sulit melepas kebahasaan yang sangat melekat pada diri kita. Malah bahkan tidak bisa: khususnya ketiga bahasa tersebut. 

Demikian…

Belum ada Komentar untuk "KAUM PELAJAR: Keberadaan Bahasa Yang Melanda Kita"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel