Nasihat Jadilah Seperti Manusia



Engkau telah mengetahui bagaimana watak menjadi manusia, dan kau berjuang untuk menjadi itu: mempunyai gairah untuk mempertahankan hidupmu, mempunyai rasa untuk bergabung dengan orang-orang yang berada di sekitarmu, lalu engkau menjalani serangkaian kegiatan manusia, demi kegiatan atas nama manusia: sesungguhnya apanya yang salah dengan hal tersebut Taufik?

Jangan-jangan kecepatan berpikirmu menjadi referensi

Kecepatan berpikirmu menjadikanmu takut akan akibat

Kecepatan berpikirmu lelah dengan prosesi kemanusiaan.

Memang begitulah taufik, tentang prosesi kegiatan manusia. Jalinan waktu tentang kemanusiaan:

Saat ia merasakan bahagia, tunggulah masa ia akan menjelma sedih.

Saat ia merasakan sedih, tunggulah massa ia akan menjelma bahagia.

Begitulah watak dari jalinana kemanusiaan; ada unsure di dalam diri manusia—kalau kau meniadakan ‘rasa’ di dalam dirimu, maka engkau menjadi seorang yang hampa, mati-rasa, tak mempunyai canda, tak mempunyai serius, tak mempunyai keseriusan, tak mempunyai harapan, tak mempunyai sesuatu apa-apa:

jadilah engkau manusia tanpa kemanusiaan

tubuhmu manusia tapi hatimu kosong

tubuhmu manusia tapi dirimu tiada

Segala apa-pun yang terjadi padamu adalah sebuah sampiran belaka, yang memang harus dijalani, segala apa-pun yang melanda dirimu adalah titipan belaka yang harus engkau terima. Eluhmu adalah keharusan bahwa engkau menjadi manusia. Marahmu adalah wajar karena engkau manusia. Perilakumu adalah wajar karena engkau menjadi manusia.

Bersamaan dengan itu, engkau terklaim adalah manusia yang bebas, kaum kebebasan. Kaum tanpa aturan, dan aturan-aturan lain pasti akan menjeratmu. Aturan-aturan lain, akan mengikatmu. Sekarang, dibanding engkau diikat oleh peraturan yang—engkau sendiri tidak jelas itu—apakah engkau mau?

Kalau engkau mau: jalanilah apa yang telah aku sampaikan! Jalanilah hidupmu seperti apa-adanya. Dan sekarang: apa yang menjadi persoalan dirimu? Tentang kerjamu, tentang upahmu, tentang masa-depanmu:

Lupakan hal-hal itu. sekarang, nikmatilah apa yang engkau ingin nikmati, bila pun kelak, engkau merasa luka, menderita, bahagia, itu cerita lainnya:

Laksanakanlah tugasmu sebagaimana orang yang bernegera—sebab engkau mempunyai Negara.

Laksanakanlah tugasmu sebagaimana orang yang bekerja—sebab engkau mempunyai pekerjaan.

Laksanakanlah tugasmu sebagaimana orang beragama—karena engkau mempunyai agama.

Laksanakanlah tugasmu menjadi murid—karena engkau terikat gurumu.

Laksanakanlah tugasmu menjadi pelajar—karena engkau masih belajar

Simaklah kelima ‘laksana’ tersebut tentu engkau tersibukkan waktu, engkau tersibukkan diri untuk hal tersebut: waktumu akan terkuras habis kalau kau benar-benar menelateni hal tersebut. Jaringanmu adalah jaringan orang-orang tersebut. Jangan anggap sepele jaringan tersebut, itu semua bukanlah jaringan yang sedikit. Itu semua jaringan yang banyak, banyak sekali:

Bersamaan dengan itu, maka engkau telah sah menjadi manusia. Toh sejauh ini engkau adalah manusia, dan engkau senantiasa menjadi manusia, engkau tidak bisa menghelak bahwasanya engkau bukan-manusia, engkau tetap saja mahluk atas nama: manusia.

Memangnya sejak kapan engkau meninggalkan status menjadi bukan-manusia?

Sejak kapan engkau kehilangan status kemanusiaan?

Saranku: janganlah tertipu dengan diksi-diksi, permainan kata, tentang sebuah nama, lalu engkau serap diksi tersebut dan kau masukkan dalam dirimu: lalu engkau mengklaim bahwasanya aku-bukan-manusia: jawabku, engkau tetap manusia. Engkau manusia.

Belum ada Komentar untuk " Nasihat Jadilah Seperti Manusia "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel