Nasihat Jagalah Bicaramu


Hidayat tf_jagalah bicaramu



Jagalah bicaramu, Taufik, sebab setiap kata yang keluar dari bibirmu tidak bisa ditarik, diedit atau bahkan di revisi. Begitulah realitas, Taufik. Jika kata itu telah meresep dalam hati manusia, telah bersarang dalam cangkang ingatan manusia, bagaimana menariknya? Tidak ada cara kecuali engkau memohon ampun kepada Allah yang Maha Esa. Sebab kalimatmu telah:

Tertancap dalam akalnya.

Tertanam dalam tubuhnya.

Sekali pun engkau menambahi pundi-pundi kata, jika mereka telah diserang hatinya, dan mereka merasa ‘sakit’ hati sebab apa yang engkau bicarakan, maka pertambahan kata-katamu adalah pertambahan diksi buat mereka. Sekedar menjadi pertambahan diksi. Bisa jadi, mereka enggan mendengar kalimatmu karena hatinya telah engkau serang.

mereka akan sangat hati-hati dan penuh awas mendengar kalimatmu selanjutnya.

Mereka akan sangat waspada untuk membalas kalimat yang engkau uncalkan.

Oleh karenanya, sekarang, jagalah bicaramu. Jagalah. Ketahuilah, menjaga bukan berarti engkau membisu. Namun menjaga: apa itu menjaga? Yakni memberi perlindungan kepada apa yang ingin engkau katakan. Sudah menjadi kebiasaan buat orang-orang yang berilmu, suka mencaramahi, alasannya, karena pertambahan ilmu yang berada di dalam otaknya.

Pertambahan ilmu itu supaya lebih melekat:

Perlu disampaikan secara langsung.

Perlu dikabarkan kepada manusia.

Perlu dikabarkan kepada realitas.

Ilmu sekedar menjadi ilmu kalau masih sekedar kata-kata. Ilmu masih sekedar teori kalau masih terngiang di dalam pikirannya. Oleh karenanya, engkau memang penting mengabarkan ilmumu. Namun, kendalikanlah kata-katamu. Kendalikanlah apa-apa yang engkau ingin katakan. Kenalilah tempat, apakah engkau layak menyampaikan?

Apakah mereka layak mendengarkan?

Apakah mereka membutuhkan pengetahuan?

Apakah mereka butuh dijelaskan?

Kalau tidak, lebih baik, engkau bungkam pengetahuanmu. Diamlah. Berilah mereka dengan pandangan yang awas, dan gelegat tubuhmu yang bicara. Biarkan tubuhmu yang bicara. Jangan koar-koarkan lidahmu. Jangan koar-koarkan kata-katamu. Kenalilah, semakin engkau banyak bicara, maka engkau terkenal dengan istilah yang negative, istilah yang buruk; terlebih lagi tatkala engkau berada pada kenyataan. Kenalilah kenyataan itu adalah kata-kata ringkas yang simple. Sederhana dan penuh putusan.

Apa itu putusan? Yakni perkumpulan pengetahuan yang telah dia dapatkan, lalu mereka berujar.

Atau kalimat basa-basi tentang kehidupan, sekedar selayaknya manusia yang saling berkomunikasi, sekedar kebutuhan manusia supaya tidak diam-diaman, selayaknya manusia bahwa itu adalah mahluk social. Mahluk yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia yang lain.

Ambillah kemudahan itu. Janganlah gegabah untuk mencerdaskan orang-orang yang berada di sekitarmu. Janganlah sok menjadi pahlawan buat mereka dengan cara menasihati. Kenalilah, dirimu itu, sungguh nasihat. Sibuklah kepada dirimu. Kalau engkau bisa selamat atas dirimu, tentu engkau dengan mudah menyelamatkan orang-orang yang penting engkau selamatkan.

Engkau telah membaca bahwa manusia-pada-umumnya berusaha menyelamatkan kehidupan-secara-materi. Manusia membutuhkan kehidupan secara materi. Yakni tentang pertahanan kehidupannya. Yakni tentang bagaimana mereka bertahan tentang hidup sehari-hari, yang semakin lama, mengajarkan untuk hal material.

Oleh karenanya, sekarang, selamatkanlah dirimu. Jagalah bicaramu. Giringlah pembicaraanmu kepada pembicaraan umum yang bermakna, yakni pembicaraan ilmiah. Yang mana setiap katamu adalah didengar dan lalu dipertanyakan. Begitulah, taufik.

Jagalah bicaramu. Selamat berjuang…

Belum ada Komentar untuk "Nasihat Jagalah Bicaramu "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel