Tentang Filsafat: Pengetahuan Itu Untuk Dirimu





Belum-belum engkau sudah mengatakan: untuk apa meringkas teks-filsafat dengan alasan semua itu telah jelas, tak ada lagi yang harus diringkas, untuk apa coba meringkas? 

Jawabnya, pengetahun itu untuk dirimu. Ya! Pengetahuan itu untuk dirimu. Engkaulah yang paling cepat merasakan bagaimana rasa dari pengetahuan. 

Kalau kau tidak menerapkan saranku, orang-orang tentu akan menerapkan apa yang aku sampaikan kepadamu, atau mereka telah menerapkan dan kamu ketinggalan, hasilnya, kamu diacuhkan. Awalnya engkau adalah orang yang bergairah terhadap filsafat. Karena kamu tidak melakukan aktifitas peringkasan filsafat dan menerapkan pada memorimu, maka hanguslah gairahmu. 

Gairahmu menjelma kupu-kupu yang terbang di rumah teks filsafat, sekedar teks filsafat. Sekedar kata dari ‘filsafat’ dan akhirnya, bahasamu seringkali berkutat ketat pada diksi: Filsafat.

Efeknya, supaya engkau lanyah menjawab pertanyaan manusia tatkala bertanya: apa itu filsafat? Ketahuilah, menjawab pertanyaan manusia secara langsung itu tidak perlu repot-repot. Kamu pun telah mempelajari tentang psikologi: ukurlah pengetahuan si penanya itu, berilah jawaban yang mudah ditangkap oleh si penanya. 

Apa sih yang paling diharap dari si penanya pada umumnya? Paling-paling tentang prospek kerja ‘kan! jawablah tentang profesi apa yang di dapat dari filsafat. Jawab saja dengan: dosen, doakan saja ya. 

Sambil meminta doa, maka lejitlah pengetahuamu tentang filsafat. Melejit pengetahuan yakni dengan cara mengulang-ulang pelajaran. Seperi mata kuliah lain, seperti guru-guru yang lain, kalau mereka mulang, maka mereka mengingat apa-apa yang bakal di ulangkan. 

Terlebih lagi, sekarang untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, harus banyak pengetahuan tentang keumuman. Oleh kareananya sangat dibutuhkan pengetahuan yang luas.

Kalau sekarang, kamu sibuk dengan sesuatu yang berada dalam pikiranmu, tanpa menghapal kronology filsafat dan pengetahuan umum; maka engkau akan terus menjalani rutinitas kegairahan semua. 

Ayo! Ringkaskan tentang filsafat—data telah ada, banyak, engkau turut serta.

Ayo! Hapalkan pengetahuan filsafat—data telah ada, banyak, engkau juga harus hapal.

Ayo! Tuliskan…

Ayo! Bicarakan.

Tujuannya tentu untuk dirimu sendiri. Untuk memastikan bahwa engkau akan menjadi dosen dan berprofesi sebagai tukang-ulang: begitulah guru. Tukang ulang pelajaran. Guru sering dinisbatkan sebagai tukang ulang, karena memang mengulang pelajaran yang pernah dipelajari. 

Namun jangan gegabah untuk sesegera mungkin menjadi guru, sekarang, nikmati dululah pelajaranmu, filsafat. Masamu masih belajar:

Jadikan, filsafat layaknya makanan buat dirimu.

Layaknya minuman buat pengetahuanmu.

Layaknya buah yang harus dipetik. Harus.

Jangan malu meramaikan diski tentang hal tersebut, orang-orang juga meramaikan: kenapa kamu tidak? Kamu takut diklaim orang-yang-mendewakan rasio. Apa-pun itu jangan-jangan nanti digunakan secara akal! Semakin dalam mengkaji filsafat, maka lalailah agamanya. Lalailah ibadahnya.

Lupakanlah diksi-diksi tersebut. Lihatlah siapa yang berkata seperti itu: bagaimana dengan agamanya? bagaimana dengan pola-pikirnya? Jangan-jangan mereka yang mendewakan rasio dan lalai agamanya, lalai ibadahnya. 

Akhir kalimat, awalnya pengetahuan itu untukmu sendiri, bukan untuk aku, dia atau mereka. Karena selain dirimu, telah meringkas, menghapalkan dan melanyahkan filsafat. Jadinya, kami diklaim: orang filsafat.



2017

Belum ada Komentar untuk "Tentang Filsafat: Pengetahuan Itu Untuk Dirimu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel